
Dragana Babić adalah pemimpin perintis dalam industri teknologi dari Bosnia dan Herzegovina, di mana ia menjabat sebagai CEO The First International CyberSchool of the Future for the New IT Generation, KIBERone, di Banja Luka.
Sebagai wanita pertama Google Duta Besar dari Bosnia dan Herzegovina dan Pemimpin Negara perempuan pertama di WanitaTech Berjejaring di negaranya, Dragana telah mendedikasikan karirnya untuk memberdayakan perempuan dan pemuda di bidang teknologi, khususnya di wilayah yang kurang terwakili. Ia pernah menjadi finalis penghargaan bergengsi, termasuk Women Changing the World Awards 2024, the WanitaTech Network Global Awards 2023, dan Pembuat Perubahan Digital Terbaik Eropa 2024, yang mengakui kontribusinya terhadap keragaman budaya, inklusi, dan dampak komunitas.
Melalui karyanya, Dragana juga meraih keanggotaan dalam RedBox Me by Cartier yang bergengsi, menjadi wanita pertama dari Balkan yang bergabung dengan Agora modern yang menyatukan para pemimpin, seniman, dan inovator global yang luar biasa. Upaya berkelanjutannya berfokus pada mendobrak hambatan, mendorong inklusivitas, dan menginspirasi generasi pemimpin teknologi berikutnya.
Memasuki dunia teknologi merupakan tantangan bagi banyak orang, namun ketika bias masyarakat bersinggungan dengan kebutuhan pembelajaran yang unik, hambatan tersebut terasa tidak dapat diatasi.
Selama satu setengah tahun terakhir, saya mendapat kehormatan untuk membimbing seorang gadis berusia 15 tahun dengan sindrom Down dalam pemrograman, sebuah perjalanan yang mengubah perspektif kami berdua tentang apa yang mungkin dilakukan.
Dimulai dengan Aksesibilitas
Kami memulai pelajaran kami menggunakan alat yang ramah bagi pemula seperti Scratch dan Google Blockly, yang menggunakan blok visual untuk menyederhanakan konsep pemrograman yang kompleks. Platform ini dirancang untuk membuat coding dapat diakses oleh semua pelajar, terlepas dari latar belakang atau kemampuan mereka. Baginya, alat-alat ini tidak hanya memberikan pengenalan yang lembut terhadap logika dan pemikiran komputasional, namun juga menumbuhkan kepercayaan diri dalam mengatasi tantangan langkah demi langkah.
Sumber daya seperti Hour of Kode semakin memperkaya proses pembelajaran, menawarkan tutorial langsung yang menjadikan konsep abstrak menyenangkan dan menarik. Setiap pencapaian yang dia capai, mulai dari memahami putaran hingga memecahkan teka-teki logika, memperkuat rasa batasannya yang semakin besarkemampuan.
Menemukan Gairah dalam Kode
Seiring dengan meningkatnya keterampilannya, kepercayaan dirinya juga meningkat. Kami transisiberalih ke alat yang lebih canggih dan menjelajahi bidang pemrograman di mana dia bisa mengekspresikannya kreativitas. Pengembangan front-end dengan cepat menjadi domain favoritnya, menawarkan cara untuk menggabungkan logika dengan ekspresi visual. Platform seperti Kode Suku memberikan ruang ideal baginya untuk berkembang, dan terbukti bahwa minatnya telah berubah menjadi hasrat yang tulus.
Gairah ini adalah pengubah permainan. Hal ini mengubah pembelajaran kami dari sekadar mempelajari prinsip coding menjadi menemukan bagaimana teknologi dapat memberdayakannya untuk berpikir kreatif dan menyelesaikan masalah dengan cara yang sesuai dengan dirinya.
Melampaui Kode: Membangun Kepercayaan Diri
Kemajuan yang dia capai tidak adil teknis. Kepercayaan dirinya yang baru ditemukan terlihat jelas oleh semua orang di sekitarnya—guru, keluarga, dan teman-temannya. Setiap pelajaran menjadi kesempatan baginya untuk menunjukkan tidak hanya keterampilan codingnya tetapi juga dirinya kemampuan untuk belajar, beradaptasi, dan unggul dalam ruang yang awalnya terasa di luar jangkauan.
Kekuatan Inklusi
Bekerja sama dengannya menggarisbawahi betapa besarnya nilai pendidikan inklusif di bidang teknologi. Literasi digital sering kali diabaikan oleh anak-anak dengan sindrom Down, padahal literasi digital dapat berfungsi sebagai alat penting untuk mengembangkan kemandirian dan ekspresi diri. Dengan dukungan yang tepat, para pelajar ini dapat mencapai prestasi yang sama dengan rekan-rekan mereka, membuktikan bahwa inklusi bukan sekadar tujuan yang menyenangkan—hal ini penting untuk membangun industri teknologi yang benar-benar adil.
Perjalanan Transformatif
Pengalaman ini merupakan salah satu pengalaman paling berharga dalam karier saya. Mengajarinya coding bukan hanya tentang mengenalkannya pada teknologi; ini tentang mendefinisikan ulang apa yang mungkin dilakukan bagi kaum muda dengan sindrom Down.
Saat aku mengingat kembali masa-masa kita bersama, aku tidak hanya merasakannya kebanggaan dalam apa yang dia capai. Saya merasa bersyukur. Karena dalam mengajarinya, saya telah mempelajari beberapa pelajaran terpenting dalam hidup saya: bahwa kesabaran dan keyakinan dapat memindahkan gunung, bahwa potensi tidak mengenal batas, dan bahwa tindakan penyemangat yang paling sederhana dapat membuka kemungkinan-kemungkinan yang luar biasa.
Perjalanannya menjadi pengingat bagi kita semua—tidak ada batas atas apa yang dapat kita capai ketika seseorang memercayai kita, dan tidak ada kebahagiaan yang lebih besar daripada menjadi orang yang diperuntukkan bagi orang lain.
Tampilan Postingan: 28